Jumat, 02 Desember 2011

Notulensi Fasilitas Kampus

Pertemuan dengan Kepala Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha, Bpk. Edward Henry beserta jajarannya.

Hari : Senin, 07 November 2011

Waktu : 16.00-17.30 WIB

Tempat : Bale Santika Tanginas Waras Binekas

Pertemuan ini dihadiri oleh:

1. Bpk. Edward sebagai Kepala Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha

2. Pak Muh. Rizal (Kepala UPT Sarana & Prasarana) & Unit Pelayanan Pengadaan

3. Pak Kadafi (Kepala Sub Bagian Rumah Tangga)

4. Pak Lukman (Kepala Urusan Sarana Lingkungan di Jatinangor)

5. Pak Dadang (Kepala Urusan Teknik di jatinangor)

6. Departemen Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma) BEM Kema Unpad

7. Perwakilan Fakultas (Departemen Kesma BEM Fakultas)

8. Perwakilan UKM

Pertemuan kali ini berbentuk diskusi terbuka. Dalam pertemuan ini, setiap peserta yang hadir berhak untuk menyampaikan aspirasinya sebagai perwakilan dari fakultas atau UKM yang mereka bawa.

Sesi Pemaparan Awal (oleh Bpk. Edward)

Pertama-tama, pertemuan ini dibuka dengan pemaparan Bpk. Edward mengenai fasilitas Universitas Padjadjaran. Beliau berkata, “Untuk meraih Unpad yang lebih baik dari sisi sarana. Unpad di bawah Pak Ganjar sejak 2007 tidak pernah berhenti menambah fasilitas. Kami terus menerus berupaya untuk menampung aspirasi, menyediakan fasilitas, memperbaiki yg rusak. Contohnya gedung ini (bale santika) dibangun pada 2008-2009, sebagai gedung olahraga. Ke depan apa lagi yang akan dilakukan, tergantung pada masukan dari mahasiswa. Sebagian besar tindakan kami bersumber dari apa yang didengar dari mahasiswa. Sebagai gambaran, untuk tahun 2012, kami sedang mengajukan penambahan asrama 2 unit, di sebelah asrama utara (Wisma Padjadjaran 2). Sekarang di gedung tersebut(wisma) telah tertampung 400 mahasiswa. Idealnya, setidaknya 10% mahasiswa tertampung di asrama (±4500 mhsw). Seiring dengan pengusahaan penambahan fasilitas tersebut, Pak Rektor berpesan kepada para mahasiswa agar berhenti membuat sampah di lingkungan kampus Unpad. Tahun depan, kami berencana menyediakan dana sebesar 3,5M untuk fasilitas pengolahan sampah dan limbah, rencananya akan dibuat di dekat tanaman obat farmasi.”


Sesi Diskusi (oleh Bpk. Edward beserta jajaran dengan para mahasiswa)

Setelah mendengarkan pemaparan, diadakan sesi diskusi, di mana setiap mahasiswa yang hadir saat itu dipersilakan untuk menyampaikan aspirasinya secara bergantian. Hal-hal yang dibahas dalam sesi diskusi ini antara lain:

  1. Fasilitas Mushola (Mushola dan WC).

- Keluhan dari mahasiswa, bahwa Mushola dan WC tersebut sudah sangat kotor, serta lampunya sudah tidak menyala.

- Jawaban dari Bapak Edward adalah bahwa masalah ini selalu terjadi setiap tahun, sejak tahun 2006. Bapak Edward berpendapat bahwa masalah tersebut lebih sering disebabkan oleh perilaku mahasiswa yang menggunakan fasilitas tersebut. WC yang mampet adalah akibat dari adanya mahasiswa yang membuang sampah ke dalam closet, tidak menyiram dengan bersih, dan sebagainya.

Pak Edward sendiri mengeluhkan mahasiswa yang sering menggunakan sekretariat UKM sebagai tempat menginap. Menurut beliau, sekretariat UKM bukanlah tempat kost. Semakin banyak mahasiswa yang menginap di sekretariat UKM, gejala-gejala ketidakteraturan yang muncul semakin jelas, seperti banyaknya handuk yang dijemur di luar sekretariat UKM, dan sebagainya. Kemungkinan besar fasilitas tersebut (mushola dan WC) yang menggunakan juga adalah mahasiswa UKM. Kalau fasilitas mau terjaga dengan baik, maka mahasiswa sendiri yang harus menjaganya. Menurut beliau, mahasiswa juga sepertinya tidak peduli kebersihan sekitar sekre, dengan maraknya mahasiswa yang buang sampah sembarangan. Pihak rektorat tidak dapat menyediakan orang yang khusus menjaga kebersihan WC sekre. Mahasiswa sendiri yang harus merapihkan.

- Tanggapan lagi dari mahasiswa: Mahasiswa mengusulkan agar ada pihak yang dibayar untuk ikut membantu mengelola WC. Kemudian juga, tidak jelas mana WC perempuan dan laki-laki. Lalu, sekalipun telah dicoba dibersihkan, namun tidak bisa benar-benar bersih. Mampet yang sering terjadi karena di WC tersebut tidak tersedia tong sampah.

- Jawaban: Mengenai usulan untuk membayar orang untuk membantu mengelola WC, akan dirembukkan terlebih dahulu, akan tetapi hal utamanya adalah perbaikan perilaku mahasiswa yang menggunakan fasilitas tersebut. Mengenai tong sampah, setiap tahun selalu disediakan, namun tidak dijaga. Kadang juga tong sampahnya ada, sudah penuh, tapi tidak ada yang ngangkut, akhirnya sampah dibuang sekaligus bersama tong-nya.

  1. Air Mancur.

- Pertanyaan mahasiswa: untuk apa ada air mancur? Mengapa hanya satu? Kesannya tidak niat membuat air mancur.

- Jawaban dari Pak Edward: Air mancur tersebut dibuat sebagai upaya untuk menampilkan kampus yang unik, atau ada hal yang di luar kebiasaan. Air mancur merupakan standar tata kota, penekanannya lebih pada estetikanya. Pak Edward sendiri mempersilakan mahasiswa untuk menilai apakah air mancur tersebut sudah indah atau masih belum indah, jika belum, diharapkan masukannya, karena beliau dan jajarannya hanya mencoba menciptakan suasana yang asri.

Alasan mengapa hanya dibuat satu air mancur, karena air mancur biayanya tidak murah, terutama untuk pompa yang punya daya dorong tinggi. Untuk saat ini, uang yang dimiliki untuk pembuatan air mancur baru sanggup untuk membuat satu air mancur. Sebenarnya, dana air mancur tersebut bukan merupakan dana yang dianggarkan, tetapi merupakan dana sisa proyekan.

  1. Fasilitas terkait WCU (World Class University)

- Pertanyaan dari mahasiswa: Terkait unpad menuju WCU, fasilitas apa saja yang harus dimiliki serta bagaimana langkah Unpad untuk memenuhi fasilitas tersebut?

- Jawaban: WCU ada variabelnya, banyak, misalnya web-o-metrics, yaitu seberapa banyak orang yang berkunjung ke website Unpad. Syarat lainnya misalnya laboratorium, dan sebagainya. Upaya yang telah dilakukan, setiap tahun telah diupayakan untuk menambah fasilitas. Contoh mengenai fasilitas misalnya fasilitas olahraga. WCU tidak hanya membicarakan sarana dan prasarana saja, tetapi juga SDM-nya, yaitu dosen dan mahasiswanya. Di dunia riset pun, setiap tahun selalu diupayakan untuk melakukan hal-hal yang dapat mendukung tercapainya variabel-variabel dalam rangka WCU tadi. Universitas berencana akan membangun laboratorium riset. Semakin banyak hasil penelitian yang dicapai, maka akan menaikkan angka WCU-nya.

  1. Perpustakaan Universitas

- Komentar dari mahasiswa: Sistem e-learning untuk mengambil jurnal sudah cukup baik, namun ketika berkunjung ke Cisral di DU, untuk mencari buku membutuhkan waktu yang sangat lama, serta bukunya kurang lengkap. Mahasiswa berharap ketika mereka tidak memperoleh buku di fakultas, mereka dapat memperolehnya di perpustakaan Universitas.

- Jawaban: Unpad memperoleh bantuan sebesar 400 M, salah satunya akan digunakan untuk membangun gedung perpustakaan pusat di Jatinangor, yang konon katanya akan menjadi sangat canggih. Letaknya direncanakan akan dibangun di sebelah gedung biru (lapangan merah). Tapi rasanya baru bisa terlaksana 2 tahun lagi (sekitar tahun 2013).

  1. Sekretariat UKM

- Permintaan dari mahasiswa: Kalau bisa dibuatkan papan penanda untuk diletakkan di depan sekretariat UKM, agar mahasiswa mengetahui letak sekretariat UKM tersebut.

- Tanggapan: Baiklah, akan dibuatkan.

- Keluhan lain dari mahasiswa: Untuk pemeliharaan sekretariat UKM bagaimana? Apakah ada dana dari Unpad? Kemudian, ada UKM yang belum memiliki sekretariat, sementara ada sekretariat UKM yang tidak ditempati.

- Jawaban: Untuk pemeliharaan sekretariat UKM, ada anggarannya. Kerusakan pada bagian dalam UKM seringkali sulit untuk dijangkau. Oleh sebab itu, kalau misalnya ada kerusakan, mohon difoto, di-print, kemudian kirimkan surat ke Pak Edward. Mengenai pembagian sekretariat UKM, aokasi penempatan dan sebagainya, merupakan kewenangan PR3. Apabila sarana tidak memadai, baru merupakan area Kepala Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha.

  1. Transportasi

- Permintaan mahasiswa: Angkot atau sarana transportasi ditambah armadanya, kemudian jadwal operasinya diperbaiki.

- Tanggapan: “Odong-odong” versi kedua akan segera lahir, sekitar 2 bulan lagi, yang akan disponsori oleh Bank Mandiri. Mengenai penambahan angkutan yang kecil, sampai saat ini belum disiapkan, namun tidak menutup kemungkinan akan mencari sponsor untuk menambah jumlah angkot kecil. Mengenai penambahan jam, telah dipikirkan, karena pegawai rektorat juga akan pindah kantor ke Jatinangor. Kemungkinan jam beroperasinya angkot akan diperpanjang sampai jam 6. Mengenai schedule atau jam kerjanya, jam-jam tertentu di mana jumlah angkot sangat terbatas itu merupakan jam istirahat, mungkin akan dipikirkan lagi bagaimana sebaiknya pola/jadwal istirahatnya (kemungkinan diatur shift dan semacamnya).

Tambahan dari Pak Rizal dan Pak Edward: Rencananya akan dibangun suatu shelter, bukan hanya untuk angkot, tapi juga untuk motor, termasuk juga mobil pribadi. Rencananya juga ingin mencari sponsor untuk pengadaan sepeda. Pengennya, yang akan berkeliaran di area kampus itu hanya mobil-mobil atau kendaraan-kendaraan tertentu (angkot, odong-odong). Jadi kendaraan pribadi bisa diparkirkan di shelter tersebut. Mengenai rencana pengadaan sepeda masih sekedar pendekatan. Rencananya, akan ada pool-nya, sehingga setelah mahasiswa memakai sepeda tersebut, bisa diletakkan di mana saja, asal tidak keluar dari wilayah Unpad. Tapi jangan keberatan kalau sepedanya akan dicat dengan warna nge-jreng/mencolok.

- Tanggapan dari mahasiswa: Berdasarkan hasil wawancara kepada tukang ojeg dan supir angkot, mereka menceritakan bahwa tukang ojeg dan supir angkot tersebut “bagi-bagi jatah.” Kasihan tukang ojeg apabila tidak memperoleh penghasilan. Apakah pihak Unpad tau mengenai tukang ojeg ini? Apabila angkot akan diperpanjang sampai jam 6 malam, apakah tidak akan menimbulkan bentrokan dengan tukang ojeg?

- Jawaban: Unpad memiliki otonomi dalam pendidikan. Mengenai “jatah”, tidak ada yang disebut sebagai “jatah-jatahan”. Yang mengatur negeri kita (maksudnya, Unpad), adalah kita sendiri. Kami tidak rela diatur oleh ojeg, karena mereka adalah tamu, kita yang memiliki Unpad. Kita yang memutuskan. Mengenai angkot yang beroperasi sampai jam 4 juga kita yang memutuskan, berdasarkan kebutuhan saat itu. Mungkin saat ini perlu dievaluasi lagi kebutuhannya. Apakah terjadi bentrokan? Mudah-mudahan tidak akan terjadi, tapi kami siap untuk menghadapi orang luar yang berani mengatur Unpad. Kami punya data akurat mengenai tukang ojeg, dan faktanya adalah mereka bukan orang sini (Jatinangor), melainkan kebanyakan orang yang datang jauh-jauh, misal dari Majalengka. Pada tahun 2008-2009-2010, angka kecelakaan di ojeg itu tinggi sekali. Bukan berarti anti ojeg, tetapi sebagian besar dari tukang ojeg tersebut tidak karuan (tidak punya SIM, motor entah punya siapa). Yang “resmi” ada 51 unit, yang pakai jas hijau. Ada lagi grup lain yang mangkal di mana2, itu yang tidak jelas.

  1. Tempat Latihan untuk UKM Bela Diri (usulan pengadaan)

- Aspirasi dari mahasiswa: Untuk UKM bela diri yang biasanya latihan di GOR Pakuan, GOR tersebut biasanya dipakai untuk kegiatan-kegiatan lain. Masalah terjadi apabila mendekati kejuaraan dan pada saat musim hujan. Usulan, diadakan gedung serba guna yang salah satunya dapat digunakan untuk tempat latihan UKM bela diri.

- Tanggapan: Untuk urusan bela diri, dipersilahkan untuk latihan di GOR stadion bola. GOR itu memang diperuntukkan untuk yang bela diri. Tidak usah sungkan, latihan dapat dilakukan di Stadion Jati. Justru seharusnya latihannya pindah secepatnya ke situ karena pada Januari 2012 GOR Pakuan akan dikerjakan untuk dijadikan masjid. Di stadion bola tersebut juga sudah disediakan ruangan untuk menyimpan matras.

  1. Kolam Renang (usulan pengadaan)

- Usulan dari mahasiswa: Diadakan fasilitas kolam renang, terutama bagi tempat latihan URU (Unit Renang Unpad) karena selama ini latihannya jauh, di Bandung.

- Tanggapan: Usulan tersebut insya Allah akan diteruskan ke para pimpinan. Memang sempat terpikir untuk membuat kolam renang. Bukannya tidak jadi, sewaktu-waktu mungkin akan jadi. Namun, saat ini sedang fokus dalam membenarkan lab-lab. Kolam renang itu mahal pada biaya pemeliharaannya, sehingga agak sedikit tersisihkan, tapi nanti akan disampaikan ke Pak Ganjar.

  1. Air Mineral “Padjadjaran”

- Pertanyaan dari mahasiswa: Apabila ingin menggunakan air mineral “Padjadjaran” untuk kegiatan-kegiatan, apakah bisa? Bagaimana mekanismenya?

- Jawaban: Bisa, asal tidak gratis. Pada dasarnya, Unpad butuh biaya hidup, yang berada pada rentang 100-400 M per tahun. Untuk kegiatan sehari-hari, diperoleh dari uang pendapatan, salah satunya dari mahasiswa. Kebijakan dari Pak Ganjar, agar tidak perlu menaikkan uang kuliah, salah satu solusinya adalah harus mencari pendapatan lain, salah satunya melalui air minum tersebut. Kami akan berusaha sebaik mungkin agar mahasiswa “terselamatkan” (agar uang kuliahnya tidak naik lagi), sehingga mesin uangnya harus diciptakan. Kita mencari sponsor yang dapat membantu biaya pemeliharaan. Distributor air mineral tersebut adalah Fakultas Farmasi bekerja sama dengan Al-Ma’soem.

  1. Transportasi Darurat untuk Menuju Tempat Bencana (usulan pengadaan)

- Aspirasi dari mahasiswa: Untuk menuju tempat bencana, saat ini masih sering terkendala di transportasi. Memang, untuk meminjam kendaraan itu harus mengikuti prosedur tertentu, tetapi bencana itu datangnya tidak terduga.

- Jawaban: Untuk transportasi, sudah terjadwal semua karena Unpad bukan badan khusus penanggulangan bencana. Sebenarnya ada cara lain untuk meminjam transportasi untuk ke daerah bencana, yaitu berkoordinasi dengan BNPB, nanti BNPB yang langsung berkoordinasi dengan UKM SAR. Untuk peminjaman transportasi, sudah terjalin kerja sama antara pihak Unpad dengan BNPB. Kendaraan dari BNPB juga merupakan kendaraan yang siap untuk turun ke daerah bencana.

  1. Asuransi

- Permintaan mahasiswa: Bagaimana jika asuransinya sampai lulus?

- Tanggapan: Untuk asuransi, terkait dengan premi. Sampai saat ini baru bisa sampai tahun pertama, namun aspirasi ini akan coba diteruskan ke PR3.

  1. Food Center (usulan pengadaan)

- Permintaan mahasiswa: Bagaimana jika diadakan food center?

- Tanggapan: Pada awalnya banyak sekali pedagang kaki lima di area Unpad. Kebijakannya, mereka tidak diusir, tetapi harus mengikuti aturan, misalnya hanya boleh berjualan di gerbang. Gunanya untuk penertiban pedangang kaki lima dulu, tidak serta merta membangun kantin. Selain itu, karena biasanya di fakultas masing-masing juga sudah terdapat kantin, maka dikhawatirkan akan mubazir kalau dibuat kantin pusat. Apabila memang ingin dibuat, mungkin hal ini perlu dikaji lagi.